SaYAp KaNaN Headline Animator

Join with me in PeopleString

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

paydotcom.com

Rabu, 21 April 2010

Kebijaksanaan Seorang Pemuda Bernama Muhammad saw.

Di dalam tarikh-tarikh yang mengisahkan tentang Sirah Nabawiyah, jejak-jejak perjalanan Sang Nabi, yang pernah kubaca, selalu dikisahkan tentang sebuah peristiwa besar yang terjadi saat Muhammad saw. belum diangkat menjadi seorang Rasul. Ketika itu, empat suku dari Bani Quraisy yang ada di makkah sedang melakukan musyawarah untuk meletakkan kembali hajar aswad ke tempatnya semula. Karena sebelumnya telah terjadi sebuah peristiwa yang mengakibatkan berpindahnya hajar aswad tersebut dari perletakannya semula.

Di dalam musyawarah itu, semuanya berusaha untuk menonjolkan suku mereka. Tidak ada satupun suku yang mau mengalah dan membiarkan suku yang lain mengembalikan hajar aswad ke posisinya semula. Semua bersikeras bahwa merekalah yang paling berhak menempatkan kembali batu hitam – pijakan Nabi Ibrahim as. saat membangun Ka’bah – itu ke tempatnya. Sepanjang musyawarah itu mereka bersitegang urat leher tanpa ada keputusan yang diambil.

Hingga akhirnya, karena di dapati jalan buntu, mereka bersepakat bahwa siapa yang pertama kali memasuki wilayah Al Haram (wilayah Ka’bah dan sekitarnya), maka dialah yang berhak menetapkan keputusan atas perkara itu. Semuanya tidak merasa keberatan dengan putusan itu.

Ternyata, mereka mendapati seorang pemuda yang sangat terkenal akan kejujurannya. Seorang pemuda bergelar Al Amin. Pemuda yang tidak pernah sekalipun mengucapkan sepatah katapun yanjg mengandung kedustaan. Hanya Beliaulah pemuda dari Bangsa Arab yang digelari Al Amin pada namanya. Ialah Muhammad saw.

Semua suku dari Bani Quraisy itu merasa bergembira karena mereka telah mengenal pemuda bijaksana itu dengan baik. Tak ada di antara mereka yang tidak mengenal Muhammad saw. lantaran ke-amanah-an dirinya.

Semua merasa bersyukur. Mereka sangat berharap bahwa Muhammad saw. akan dapat memberikan keputusan yang seadil-adilnya. Keputusan bijaksana yang akan dijalankan oleh para pemuka suku yang telah bermusyawarah namun tak menghasilkan keputusan apapun.

Ketika Beliau diberitahukan mengenai perkara itu, maka Beliau membentangkan secarik kain, kemudian meminta kepada para perwakilan suku untuk memgang ujung-ujung kain itu. Setelah meletakkan hajar aswad di atas kain itu, Beliau memerintahkan agar mereka mengangkatnya ke dekat tempat hajar aswad akan diletakkan. Kemudian, Beliaulah yang mengembalikan letak hajar aswad keposisinya semula. Semuanya berlangsung dengan sangat baik. Tak ada satupun suku yang komplain dengan keputusannya.

Lihatlah, Saudaraku! Betapa bijaksananya Rasulullah saw. Beliau memecahkan perkara yang tak memiliki jalan keluar berdasarkan musyawarah panjang para perwakilan suku dari Bani Quraisy. Dengan keputusannya, semua merasa berpartisipasi dalam peletakan kembali hajar aswad, walaupun tidak mereka lakukan secara langsung. Semua merasa puas dengan keputusan yang adil dan bijaksana dari seorang pemuda yatim piatu yang dibesarkan oleh kakek dan pamannya itu.

Mudah-mudahan Allah SWT. senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya kepada kita, hamba-Nya, pengikut setia di jalan Rasulullah saw., sehingga kita mampu melahirkan kebijaksanaan dan keadilan yang berguna bagi kemaslahatan umat. Amin ya Rabb, ya Mujibas saa’iliin.

Tidak ada komentar: