Pernahkah Kamu mendengar untuk apa Rasul diturunkan ke muka bumi ini? Tentu. Tentu pernah. Bayangkan betapa jauhnya hidup kita dari Rasulullah jika kita tidak mengetahui untuk apa Rasul diutus kepada umat manusia seluruhnya. Sedangkan Rasul adalah uswah hasanah, contoh teladan yang baik, yang menjadi patron kita dalam mengejawantahkan ajaran Allah SWT. di muka bumi-Nya ini.
Rasul pernah bersabda :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak mulia.”
Di dalam Al Quran Allah SWT. mengatakan :
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. 21:107)
Apa korelasi antara hadits dan ayat di atas? Marilah sama-sama kita renungkan. Apakah dapat terwujud sebuah kehidupan yang menjadi rahmat bagi semesta alam kalau tidak dilandasi dengan akhlak mulia? Tidak. Tentu tidak. Rahmat bagi semesta alam tidak akan terwujud tanpa adanya akhlak mulia. Sungguh. Maka Allah SWT. Mengutus Rasul-Nya yang memiliki akhlak yang agung.
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. 68:4)
Hanya dengan akhlaknya yang agung, manusia mau mengikuti Rasulullah saw. Hanya karena kesempurnaan akhlaknya, kejahiliyahan dapat dituntaskankannya. Hanya karena akhlaknya yang mulai, hati yang sekeras batu karang luluh bagaikan lilin yang dibakar api. Hanya karena kemuliaan akhlaknya, kaum kaum yang dahulunya menjadi penentang terkuat akhirnya menjadi pembela terdepan. Sungguh luar biasa akhlak Raslulullah. Bahkan para musuh Allah pun mengakui keagungan akhlaknya. Hanya karena keangkuhan mereka, hidayah Allah tidak meresap ke dalam qalbu mereka.
Suatu ketika, Aisyah ra., istri Rasulullah, pernah ditanya oleh sahabat tentang bagaimana akhlak Rasul. Aisyah ra. menjawab “Sesungguhnya akhlaknya adalah Al Quran”.
Rasulullah adalah wujud Al Quran berjalan. Wujud pengejawantahan nilai-nilai ajaran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Al Quranlah yang menjadikan Muhammad saw. sebagai sosok dengan akhlak yang begitu sempurna. Perkataannya, perbuatannya, bahkan diamnya merupakan tuntunan yang patut kita teladani.
Renungilah teman. Renungi bagaimana kita bisa menjadikan diri kita sebagai perwujudan dari seorang manusia yang berakhlak Qurani. Manusia yang setidak-tidaknya menjadi “imitasi” dari sosok seorang Muhammad saw. Walaupun mungkin hanya sekuku hitam saja yang mampu kita lakukan, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, atau bahkan peduli pun tidak.
Sambil bercermin, menatap diri, merenungi karunia Allah Yang Mahaindah. Marilah kita berdoa sebagaimana doa Rasulullah saw.
Allahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii
“Ya Allah, sebagaimana Engkau baguskan penciptaanku, maka baguskanlah akhlakku.”
Jumat, 09 April 2010
Akhlak Mulia Rasulullah saw.
Label:
1 Menit Bersama Rasul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar