SaYAp KaNaN Headline Animator

Join with me in PeopleString

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

paydotcom.com

Sabtu, 27 Maret 2010

Menjaga Kebersihan

Pagi ini, seperti biasa kusapu lantai rumah kos yang kutinggali. Rasanya ada perasaan yang sangat tidak sreg di hati jika kubiarkan debu-debu dan sampah-sampah kecil berserakan di lantai. Kaki ini akan terasa risih jika menginjaknya. Pun, kelihatan tak mengenakkan di pandangan mata. Apalagi kata Rasul kebersihan itu sebagian dari iman.

Maklumlah,.... yang tinggal juga tidak bisa setiap saat menjaga kebersihan rumah mungil yang hanya ditinggali bertiga ini. Kotoran yang melekat pada kaki atau sandal dan sepatu tak bisa dihindarkan, pasti ikut masuk ke dalam rumah ketika alas-alas kaki - yang menemani kami beraktifitas di luar rumah - itu dimasukkan ke dalam. Begitu juga dengan sepeda motor yang selalu parkir di dalam rumah ketika malam sudah datang. Tak pelak lagi, pastilah tanah-tanah yang menempel di bannya juga tak ragu-ragu untuk segera menempatkan diri di lantai, apalagi saat ini sedang sering-seringnya turun hujan.

Kebetulan, tepat di depan rumah kos kecil kami itu adalah gang kecil tempat lalu lalang banyak orang, ada yang jalan kaki, bersepeda motor dan ada pula yang memakai mobil. Karenanya, pastilah debu-debu yang beterbangan dari jalan itu tak pelak selalu singgah di rumah kecil yang sering terbuka ini. Jangankan sering dibuka, bahkan ketika tertutup rapat pun, entah dari mana ‘mereka’ (debu-debu itu) tetap bisa masuk ke dalam rumah. Ah,... memang debu-debu itu tak pernah memilih-milih tempat yang harus didatanginya.

Begitulah rumah kos mungil yang kami tempati, selalu ada saja kotoran yang tak diundang masuk ke dalamnya. Itu masih yang di lantai, yang selalu dibersihkan setiap hari. Lain lagi debu-debu yang menempel di dinding, di sudut-sudut rumah yang jarang terjangkau sapu, atau di bawah lemari. Tak setiap saat kami rajin membersihkannya.

Entah mengapa, terbersit dalam pikiranku, rumah yang kami tempati ini juga sama halnya dengan diri kita. ‘Debu-debu’ (kesalahan dan dosa) selalu dengan rajin mengotori diri ini. Setiap waktu, selalu ada saja kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Dari mata, telinga, lidah, kaki, tangan, bahkan hati yang tak kasat mata juga sering menerbitkan banyak kotoran dalam diri kita. Tak terasa, sedikit demi sedikit diri kita telah dilumuri dengan dosa-dosa yang sering kita lakukan.

Berbeda dengan rumah yang kotorannya nampak dan dapat kita rasakan, kotoran yang menempel dalam diri kita tak dapat dilihat. Hingga ada istilah joke “dosa kan nggak njendol”. Sampai-sampai, karena dosa itu nggak njendol, kita sering lupa membersihkannya. Padahal, manakah yang lebih menyiksa kita, kotoran fisik ataukah ‘kotoran’ tak kasat mata yang ada dalam diri kita????

Apa i’tibarnya? Ialah kita harus selalu memperhatikan diri kita, hati kita. Jangan sampai kita selalu membiarkan dosa-dosa kecil, apalagi besar, menempel lekat di dalam diri kita. Karena, jika kita tak selalu membersihkannya, kita akan menjadi terbiasa dengan kotornya diri kita. Kalau sudah menjadi sebuah kebiasaan yang kemudian berkembang menjadi karakter, akan sulitlah kita merubahnya. Sama halnya dengan kotoran yang menempel lama di salah satu sudut rumah yang jarang kita bersihkan. Butuh kerja ekstra untuk membersihkannya seperti semula. Bahkan, tak sedikit yang walau pun sudah dibersihkan, masih saja meninggalkan bekas-bekas yang tak bisa dihilangkan.

“Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dengan istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus.” (HR. Ath-Thabrani)

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

Artinya : “dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. 11 : 114)

Hanya dengan melakukan perbutan-perbuatan baiklah kita bisa ‘menyapu’ dosa-dosa yang setiap hari mengotori diri kita. Semakin sering berbuat baik, maka semakin bersihlah hati dan diri kita. Seperti rumah yang selalu dibersihkan setiap ada kotoran atau debu yang menempel. Hal ini semakna dengan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: kepada Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu:

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad 5/153, dan At Tirmidzi no. hadits 1987).

Sama halnya dengan rumah, jika kita sering membersihkannya, maka kita kan nyaman berada di dalamnya, sekali pun rumah itu tak seindah istana. Diri kita juga, apabila selalu kita bersihkan dari dosa-dosa, maka hidup kita akan tentram dan bahagia karenanya. Tak ada ‘pembersih’ yang lebih baik kecuali ber-istighfar dan berbuat baik setiap saat.

Tidak ada komentar: