Seorang teman karib menghampiri meja kerja Anda, dan mengambil sebatang pensil yang telah patah. Pintanya “Boleh aku pinjam ini?”.Anda yang sedang sibuk hanya menoleh sekelebat dan berkata, “Ambil saja”. Setelah itu, Anda lupa akan kejadian itu selamanya.padahal, bagi teman Anda, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan tugasnya.
Tahukah Anda bagaimana “rasa” sebuah ketulusan? Setiap dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalgi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tidak terasa,sebagaimana Anda mempersilahkan teman Anda mengambil pensil patah Anda. Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semua lenyap dalam ketulusan.
Sayangnya tidak mudah bagi kita memandang dunia ini seperti pensil patah itu. Sehingga ada rasa keberatan atau rasa berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersbuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak bagai pena emas. Jangan ingat-ingat perbuatan baik Anda. Kebaikan yang Anda letakkan dalam ingatan bagai debu yang tertiup angin.
Disadur dari : buku MOTIVASI Ir. Andi Muzaki, SH. MT.
Sabtu, 27 Maret 2010
Rasa Sebuah Ketulusan
Label:
Moslem file,
Motivasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar